Sabtu, 27 Juni 2009

Kesaksian Mati Suri

Ini tulisan Idris Ahmad di harian pagi Riau Pos, Ahad 1 Oktober 2006. semoga bermanfaat

Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ
''Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia''
Laporan Idris Ahmad - Pekanbaru

Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.

Berikut catatan Riau Pos yang turut serta mendengarkan kesaksian Aslina dalam temu Alumni ESQ (emotional, spiritual, quotient) Ahad (24/9) di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru.

Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.

Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang kepada dirinya.

Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) . Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.

''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,'' jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak. Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir,'' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.

''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi.

''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,'' tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu,'' ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur.
Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ''Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,'' ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.'' Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar.
Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.

Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis, badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.

Aslina melanjutkan. ''Bapak, Ibu, ingatlah mati,'' sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput.

Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah''. ''Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,'' tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ''Wahai ayah, janji saya telah sampai.'' Mendengar itu ayah saya saya menangis.Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ''Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu.'' ruh Aslina pun menjawab. ''Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai''.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada.

''Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'' ujarnya bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, di sebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ''Siapa kamu?'' lalu perempuan itu menjawab.''Akulah (amal) kamu.''

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat bahkan tak bisa mengucapkan dunia kalimat syahadat ketika di
dunia.

Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh.

Tampak pula orang berkepala babi dan berbadan babi. Orang tersebut adalah orang yang suka berguru pada babi. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ''Saya mau shalat.'' Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina.

''Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,'' ungkap Aslina.

Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ''husnul khatimah'' itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ''Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.''

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ''Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.'' Manusia-manusia itu juga memohon. ''Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.''

Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah.

Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat.

Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.

''Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua,'' ujarnya.Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ''Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.''

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ''aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,'' Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu'muninun (23) ayat 99-100:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).''

Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan
diambil dari : http://irdy74.multiply.com/journal/item/184

Kamis, 25 Juni 2009

Tradisi yang menjerat akal

BODOH

Bodoh adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah SWT, karena Allah telah memberikan mata, telinga, dan akal untuk dipergunakan dalam aturan-aturan Allah. Orang bodoh juga dikatakan gelap gulita karena tidak dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.

Dimasa Rasulullah SAW masyarakat Arab disebut masyarakat jahiliyah karena tidak mengerti peraturan-peraturan dan agama yang benar. Contohnya ialah Abu Jahal dan Abu Lahab. Tetapi setelah Rasulullah SAW datang membawa firman Allah SWT, orang-orang yang beriman dikeluarkan dari kebodohan menuju kepandaian dan berada dalam jalan yang benar.

"Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji"

Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus."

Disadur dari buku :Sebagian kaum Muslimin masih nikmat dalam kebodohan oleh: Drs. Mahyuddin HS.

ADA AIRMATA TERTAHAN



Oleh: M. Fauzil Adhim

"Apabila datang kepadamu seorang laki-laki datang untuk meminang yang engkau ridho terhadap agama dan akhlaqnya maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang merata di muka bumi." (HR Tarmidzi dan Ahmad)

Saya tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan oleh
Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya. Mereka menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan akhirnya mereka mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yang mau serius.

Kadangkala lingkaran ketakutan itu berlanjut. Bila di usia dua puluh tahunan mereka menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan, di usia menjelang tiga puluh hingga sampai tiga puluh lima berubah lagi masalahnya. Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan pendamping dengan kriteria yang sulit dipenuhi. Seperti hukum kategori, semakin banyak kriteria semakin sedikit yang masuk kategori. Begitu pula kriteria tentang jodoh, ketika menetapkan kriteria yang terlalu banyak maka akhirnya bahkan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita. Sementara wanita yang sudah berusia sektar 35 tahun, masalah nya bukan kriteria tetapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya. Ketika usia sudah 40-an, ketakutan kaum laki-laki sudah berbeda lagi, kecuali bagi mereka yang tetap terjaga hatinya. Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia
40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik.
Lebih-lebih ketika usia beranjak 50 tahun, ada ketakutan lain yang mencekam. Yaitu kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil. Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasehati. Apabila tak ada iman maka muncul keputusasaan.

Pesan :
Percepatlah pernikahanmu Wahai Syabab ( Pemuda ) Karena tidak ada barometer yang mengukur tingkat kesiapan anda kecuali ALLAH SWT.
Wallahu ‘alam.

Sumber:
http://www.tarbiyah.net/artikel-islam/121-ada-airmata-tertahan

Selasa, 23 Juni 2009

Imam Ali bin Abi Thalib



Saidina Ali berkata: “Wahai manusia, jagalah wasiatku. Jika kamu memegangnya erat-erat dengan segala kesiapan sehingga kamu dapat melaksanakannya, kamu tidak akan dapat keuntungan yang lebih besar darinya. Wasiat itu adalah :
1.Hendaklah kamu tidak berharap kecuali kepada Tuhanmu.
2.Hendaklah kamu tidak takut kecuali kepada dosa-dosamu.
3.Hendaklah kamu tidak malu untuk belajar jika tidak tahu.
4.Hendaklah orang yang alim berkata : “Aku tidak tahu, “ apabila dia memang tidak tahu.


Sabtu, 20 Juni 2009

Tafsir Ayat Kursy

Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA

255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

Ayat di atas yang masyhur dengan nama ayat kursi terdapat di dalam surah Al-Baqarah ayat 255. Penamaan ayat ini bukan ijtihad para ulama, tetapi Rasulullah sendiri yang menamakannya. Tersebut dalam salah satu riwayat bahwa ketika Rasulullah saw ditanya oleh salah seorang sahabatnya tentang “ayat apa yang paling agung dari kitabullah?” Beliau menjawab, “Ayat Kursi”, kemudian Rasulullah membaca ayat ini. (Hadits riwayat Imam Ahmad dan Nasa’i). Dan memang, kata ”kursi” sendiri terdapat di dalam ayat ini yang menjadi salah satu argumen penamaan ayat ini seperti juga penamaan surah-surah Al-Qur’an yang lain.

Ayat kursi sangat kental dengan nuansa akidah, terutama akidah kepada Allah swt, yaitu akidah akan sifat-sifat Allah yang berbeda dengan sifat seluruh makhlukNya. Kejelasan akan sifat-sifat Allah sangatlah penting untuk menghindari dominasi khurafat, mitos dan syubhat yang kerap kali menutupi hati dan pandangan manusia. Justru Islam datang untuk menyelamatkan dan membersihkan hati manusia dari timbunan kotoran yang demikian berat, serta dari kesesatan dan kebingungan

dalam kegelapan. Sehingga secara korelatif dijelaskan pada ayat setelahnya: ”Tidak ada paksaan dalam beragama”, bahwa akidah yang dibawa oleh Islam adalah akidah yang berdasarkan kerelaan hati setelah mendapat keterangan dan penjelasan yang terang benderang, bukan berdasarkan pemaksaan dan tekanan.

Menurut Ibnu Athiyah, yang dimaksud dengan kursi, berdasarkan hadits-hadits Rasulullah saw, adalah makhluk Allah yang agung yang berada di antara Arsy Allah swt, sedangkan Arsy Allah tentunya lebih besar berbanding kursiNya. Perbandingan antara keduanya seperti yang dituturkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits riwayat Abu Dzar, “Bukanlah kursi Allah yang berada di Arsy Allah itu melainkan hanya seperti sebuah lingkaran besi yang dilemparkan di salah satu penjuru bumi”.

Penyebutan kata “kursi” yang secara fisik inderawi bisa digambarkan layaknya kursi tempat duduk manusia, begitu juga ungkapan ”dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya” sememangnya menurut Sayyid Qutb adalah untuk memudahkan manusia memahami dan menggambarkan keagungan dan luasnya kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi, “Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi”. Ungkapan dalam kalimat deskripsi inderawi seperti ini akan memberikan kesan yang kuat dan mendalam serta mantap di dalam hati mengenai hakikat yang dimaksud.

Berdasarkan analisa bahasa yang dikemukakan oleh Az-Zamakhsyari bahwa penyebutan sifat-sifat Allah yang terkandung dalam ayat kursi ternyata tidak menggunakan kata penghubung (wau athaf) yang biasa digunakan dalam susunan kalimat bahasa Arab untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata lainnya. Redaksi yang demikian ini menunjukkan kekuatan bayan (penjelasan) pada seluruh sifat-sifat Allah swt yang tersebut dalam ayat ini. Paling tidak terdapat empat penjelasan tentang sifat-sifat Allah dalam ayat kursi, yaitu: pertama, penjelasan akan keesaan Allah dalam mengatur seluruh makhlukNya. Kedua, penjelasan bahwa Allah adalah Raja atas seluruh makhluk yang diaturNya. Ketiga, penjelasan akan luasnya ilmu Allah yang mencakup seluruh makhlukNya, sampai kepada mereka yang diridhoi dan berhak mendapat syafa’atNya dengan mereka yang tidak berhak mendapatkannya. Dan keempat, penjelasan tentang pengetahuan Allah akan seluruh maklumat yang tersebar di langit dan bumi.

Wajar jika Ibnu Katsir menyimpulkan bahwa ayat kursi merupakan ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an (A’dlomu ayatin fil Qur’an) dan memiliki kedudukan dan keutamaan yang banyak. Di antara keutamaan ayat kursi seperti yang ditegaskan dalam beberapa hadits Rasulullah diantaranya: pertama, ayat kursi merupakan pelindung dan benteng dari godaan syetan. Kedua, nilai ayat kursi setara dan sebanding dengan seperempat Al-Qur’an.

Sebuah kisah yang diutarakan oleh ayah Abdullah bin Ubay bin Ka’ab menjadi bukti nyata akan keampuhan ayat kursi sebagai pelindung. Ia menceritakan bahwa pada suatu malam ketika melihat-lihat kebun kurma miliknya, tiba-tiba ia terserempak dengan seekor hewan yang mirip dengan seorang anak yang baru menginjak usia baligh. Maka ayah Abdullah bin Ubay bin Ka’ab mengucapkan salam yang langsung dijawab oleh anak itu. Kemudian dengan nada penasaran ia bertanya, “Siapakah kamu? Apakah kamu dari golongan jin atau manusia?”. Dengan singkat anak itu menjawab, “Dari golongan jin”. Akhirnya ia meminta jin itu untuk mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Ternyata ketika disentuh, tangannya seperti tangan anjing dan juga bulunya. Maka aku bertanya, “Apakah demikian jin diciptakan?”. Jin itu menjawab, “Bahkan ada yang lebih hebat dari ini”. “Apakah yang mengundang kamu datang kemari?”. Ayah Abdullah bin Ubay kembali bertanya. “Telah sampai berita kepadaku bahwa engkau adalah seorang yang sangat dermawan. Aku ingin mendapatkan sedekahmu”. “Jika memang demikian, aku ingin bertanya, apa yang dapat melindungi kami dari godaanmu?”. Pinta Abdullah bin Ubay. Dengan tegas, jin itu menjawab, “Ayat kursi”. Keesokan harinya, Ayah Abdullah bin Ubay menceritakan kepada Rasulullah apa yang dialaminya tadi malam. Maka Rasulullah bersabda, “Apa yang dikatakan oleh jin itu benar, tetapi dia tetap makhluk yang kotor”. (Diriwayatkan oleh Al-Hakim).

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dijelaskan kedudukan ayat kursi yang senilai dengan seperempat Al-Qur’an. Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bertanya kepada salah seorang sahabatnya, “Wahai fulan, sudahkan kamu menikah?”. Sahabat itu menjawab, “Saya tidak memiliki apapun untuk menikah”. Rasulullah bertanya kembali, “Bukankah bersama engkau (hafal) Al-Ikhlash?”. Ia menjawab, “Benar wahai Rasulullah”. Rasulullah menjelaskan, “Ia sebanding dengan seperempat Al-Qur’an”. Rasulullah terus bertanya pertanyaan yang sama sampai terakhir Rasulullah bertanya, “Bukankah bersama engkau (hafal) ayat kursi?”. Ia menjawab, “Benar ya Rasulullah”. Maka Rasulullah bersabda, “Ia senilai dengan seperempat Al-Qur’an”.

Keagungan ayat kursi semakin jelas karena ayat ini secara terperinci mengandungi penjelasan akan sifat-sifat dzat Allah swt; dari sifat Wahdaniyah yang dinyatakan oleh Allahu La Ilaha Illah Huwa”, Sifat Maha Hidup yang berkekalan (Al-Hayyu), sifat Maha Kuasa dan berdiri sendiri (Al-Qayyum), bahkan sifat Qayyum Allah diperkuat dengan penafian akan segala yang mengarah kepada kelemahan, seperti “Tidak mengantuk dan tidak tidur”. Begitu juga dengan sifat memiliki yang berkuasa untuk melakukan apa saja terhadap makhluk yang dimilikiNya. Sifat iradah (berkehendak) yang ditunjukkan oleh kalimat “mandzalladzi yasyfa’u…”, dan iradah Allah di sini adalah pada urusan yang paling besar, yaitu syafa’at yang tidak dimiliki oleh siapapun kecuali atas izin Allah swt. Juga sifat “Ilm yang dinyatakan oleh “ya’lamu ma baina…..”. Terakhir sifat-sifat dzatiyyah Allah ditutup dengan sifat yang menunjukkan ketinggian dan keagunganNya, “Wahuwal Aliyyul Adzim”. Ibnu Abbas menuturkan, “Yang sempurna dalam ketinggian dan keagunganNya”.

Inilah sifat penutup bagi ayat kursi untuk menetapkan ke-Esa-an Allah pada kebesaran dan ketinggianNya. Alif Lam Ma’rifah yang digunakan dalam kedua sifat terakhir ”Al-Aliyyu Al-Adzimu” sesungguhnya untuk membatasi sifat itu hanya milik Allah Yang Maha Suci, tanpa ada yang bersekutu denganNya. Bahkan tidak ada seorang hamba pun yang berusaha mencapai posisi kebesaran dan ketinggian seperti ini melainkan Allah akan mengembalikannya kepada kehinaan dan kerendahan di akhirat kelak Allah swt berfirman, ”Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri Demikianlah ayat kursi hendaknya dijadikan prinsip dan acuan dalam berinteraksi dengan Allah dan dengan seluruh makhlukNya. Hanya Allah Pemilik segala sifat kesempurnaan, sedangkan manusia tidak layak memakai pakaian kebesaran Allah. Keyakinan yang mendalam akan seluruh sifat-sifat Allah akan mampu melahirkan perasaan khauf (takut) akan murka dan azab Allah jika kita melanggar aturanNya. Begitu juga akan mampu melahirkan sifat raja’ (penuh harap) kepada kasih sayang dan rahmat Allah swt.

Kesimpulan :

Semua ayat ini mengandung faedah, bahkan tiap katanya mengandung banyak sekali faedah. Diantara yang paling penting dan besar adalah:

a. Bahwa ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung di dalam Kitabullah secara umum karena ia memuat banyak sekali asma-asma Allah dan sifat-sifat-Nya.
b. Kesempurnaan Qayyûm-Nya, Qudrat-Nya, keluasan kekuasaan dan keagungan-Nya sehingga hal ini mengajak kita untuk mentadabburi dan merenungkannya.

c. Bahwa tidak terselubung dan luput satupun yang tersembunyi di muka bumi ataupun di langit oleh Allah Ta’ala “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.” Hal ini mengandung konsekuensi keharusan seorang Muslim untuk menghayatinya di dalam seluruh kehidupannya.

d. Menetapkan adanya syafa’at dan bahwa ia tidak akan dapat diraih kecuali dengan beberapa persyaratan, diantaranya idzin dan ridla-Nya terhadap hal yang disyafa’ati, “Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya.”

Sumber :
http://ibnutarmidzi.multiply.com/reviews/item/22
http://cafepojok.com/forum/archive/index.php/t-18430.html

Selasa, 16 Juni 2009

Mutiara Hikmah

Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah. -Saidina Abu Bakar As-Siddiq

Senin, 15 Juni 2009

Rintihan Seorang Hamba

Sesungguhnya kematian adalah suatu kepastian, maka sungguh sangat mengherankan ketika ada orang yang ketika pada saat pergantian tahun atau berulang tahun mereka begitu bergembira dan bahkan ada yang sampai membuat pesta besar-besaran. Pada hal umur manusia telah ditetapkan oleh Allah SWT, maka hakikatnya ketika waktu demi waktu berputar pada saat itu juga jatah umur kita semakin sedikit. Maka semestinya yang kita harus lakukan adalah dengan banyak merenung sambil melakukan muhasabah, sejauh mana kita telah mempersiapkan diri kita untuk menghadapi suatu masa, dimana harta, anak, istri, suami, orang tua tidak ada lagi yang mampu menolong kita, satu-satunya yang kita harapkan hanyalah rahmat Allah SWT.

Karena itu, wahai diriku dan saudara-saudaraku...! berbuat baiklah, bertobatlah, selagi Allah masih memberikan kesempatan. Bagi yang banyak bergelimang dosa... kembalilah kepada Allah, yakinlah Allah Maha pengampun dana Maha penerima taubat, sebesar apapun dosa dan kesalahan kita Insya Allah akan mengampuninya.

Ya Allah... kami ada adalah hamba-Mu yang banyak berbuat dosa, ampunilah dosa dan kesalahan kami. Ya Allah berilah hidayah-Mu kepada saudara-saudara kami yang masih bergelimang dosa dan maksiat. Ampuni dosa kedua orang tua kami ya Allah, terima segala amal ibadahnya, maafkan ya Allah kalau kami termasuk orang-orang yang tidak tau berbakti kepada kedua orang tua kami. Ya Allah... jadikan akhir hidup kami dengan khusnul khatimah dan kami berlindung kepada-Mu ya Allah dari su'ul khatimah.
Hanya kepada-Mulah kami memohon. Kabulkanlah do'a kami. Amin ya Rabbal 'alamin.

Senin, 08 Juni 2009

Iman Kepada Malaikat


Malaikat adalah makhluk yang hidup di alam ghaib dan senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah sedikit pun. Diciptakan dari cahaya dan diberikan kekuatan untuk mentaati dan melaksanakan perintah dengan sempurna.
Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,
”Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, dan adam ’Alaihissalam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, QS. Al-Anbiya’ 19-20
”Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”

Beriman kepada malaikat mengandung empat unsur:
1. Mengimani wujud mereka, bahwa mereka benar-benar ada bukan hanya khayalan, halusinasi, imajinasi, tokoh fiksi, atau dongeng belaka. Dan mereka jumlahnya sangat banyak, dan tidak ada yang bisa menghitungnya kecuali Allah. Seperti dalam kisah mi’raj-nya Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam, bahwa ketika itu Nabi Shallahu’alaihi wa sallam diangkat ke Baitul Ma’mur di langit, tempat para malaikat shalat setiap hari, jumlah mereka tidak kurang dari 70.000 malaikat. Setiap selesai shalat mereka keluar dan tidak kembali lagi.
2. Mengimani nama-nama malaikat yang kita kenali, misalnya Jibril, Mikail, Israfil, Mautiv. Adapun yang tidak diketahui namanya, kita mengimani keberadaan mereka secara global. Dan penamaan ini harus sesuai dengan dalil dari al-Quran dan Hadist Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam yang shahih.
3. Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita kenali, misalnya:
• Memiliki sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Dan juga khususnya Malaikat Jibril, sebagaimana yang pernah dilihat oleh Nabi Shallahu’alaihi wa sallam yang mempunyai 600 sayap yang menutupi seluruh ufuk semesta alam.

Allah berfirman, QS. Fathir :
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

• Malaikat bisa menjelma menjadi seorang laki-laki, seperti saat diutus oleh Allah kepada Maryam, Nabi Ibrahim, Nabi Luth. Juga saat diutusnya Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam ketika beliau berkumpul dengan para sahabat dalam satu mejelis untuk mengajarkan agama kepada para sahabat Nabi Shallahu’alaihi wa sallam.

Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti membaca tasbih dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla siang dan malam tanpa merasa lelah.
Sebagian mereka ada yang memiliki tugas khusus. Sebagai contoh,
• Malaikat Jibril bertugas untuk menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul. Dan ini bukanlah satu-satunya tugas Malaikat Jibril, sehingga ada anggapan bahwa telah selesai tugas Malaikat Jibril dan nganggur setelah selesainya wahyu yang disampaikan kepada rasul terakhir Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam. Padahal selain tugas utama tersebut Malaikat Jibril juga mempunyai tugas lain, seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam:
”Jika Allah mencintai seorang hamba-Nya, maka dipanggillah Jibril, ’Sesungguhnya Aku telah mencintai fulan, maka cintailah dia!’ Lalu Jibril mencintainya, kemudian Jibril menyeru penghuni langit, ’sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia!’ Lalu seluruh penghuni langit mencintainya, kemudian djadikan dirinya dapat di terima di muka bumi.
• Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan meunmbuhkan tumbuh-tumbuhan.
• Malaikat Isrofil yang diserahi tugas meniup sangkakala tatkala terjadi peristiwa hari kiamat dan manusia dibangkitkan dari alam kubur.
• Malaikat Ridwan dan Malik yang diserahi tugas menjaga Surga dan Neraka.
• Malaikat yang ditugaskan meniupkan ruh pada janin dalam rahim, yaitu ketika janin telah mencapai usia 4 bulan di dalam rahim, maka Allah Azza wa Jalla mengutus malaikat untuk menuliskan rizki, ajal, amal, celaka, dan bahagianya, lalu meniupkan ruh padanya.
• Para malaikat (Rokib dan ’Atid) yang diserahi menjaga dan menulis semua perbuatan manusia. Setiap orang yang dijaga oleh dua malaikat, yang satu pada sisi kanan dan yang satunya lagi pada sisi kiri. Allah Azza wa Jalla berfirman: QS. Qaf 17-18
”(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.
• Para Malaikat Mungkar dan Nakir yang diserahi tugas menanyai mayit, yaitu apabila mayit telah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah dua malaikat yang bertanya kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan Nabinya.
• Malaikat yang mencatat amal orang yang hadir paling awal saat shalat Jum’at. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
”Tatkala hari jum’at tiba, malaikat berada di setiap pintu masjid mencatat amal orang yang hadir paling awal, lalu yang datang kemudian, jika imam naik ke mimbar di tutuplah buku catatan tersebut. Lalu mereka masuk mendengarkan nasihar (dzikir)."

Buah Iman Kepada Malaikat Allah
Beriman kepada Malaikat membuahkan pengaruh yang mulia diantaranya:
Mengetahui dengan benar keagungan, kebesaran, kekuasaan malaikat, dan kebesaran makhluk menjadi bukti atas kebesaran Penciptanya.ukur kepada Allah
1. Bersyukur kepada Allah atas perhatianNya yang diberikan kepada anak Adam dengan menugaskan beberapa malaikat yang menjaga, mencatat amal mereka dan tugas-tugas lainnya dalam kemaslahatan hidup manusia.
2. Kecintaan kita kepada para malaikat atas tugas-tugas yang mereka tunaikan dalam rangka mengabdi dan taat kepada Allah.

Sumber : http://maramissetiawan.wordpress.com

Sabtu, 06 Juni 2009

Resep mencapai kebahagiaan

Cita-cita tertinggi seorang mukmin adalah bahagia selamat dunia dan akhirat, makanya kita selalu berdo'a "Robbanaa atina fiddunya hasananatan wafil akhirati hasanatan waqina adzaabannaar"
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu : "Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholehah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholehah.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?" Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa ‘sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia ”), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil aakhirati hasanaw” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan hany surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

(Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang, disarikan secara bebas oleh Sdr. Asep Tata Permana, sedikit diedit oleh Penjaga Kebun Hikmah)

Derita ibu Prita Mulyasari

Sungguh sangat menyedihkan .... itulah ungkapan yang pantas buat penegak hukum negeri ini, hanya gara-gara mengungkapkan persaannya dalam sebuah e-mail tentang pelayanan rumah sakit yang bertaraf internasional, seorang ibu Prita Mulyasari harus mendekam dalam sel tahanan. Berikut postingan e-mailnya yang kami kutip dari http://lerry060183.wordpress.com. Yang sabar ya bu...! Do'a kami menyertaimu.

Jakarta – Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000. dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.
Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam.

Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.
Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.
Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.
dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.
Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.
Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.
Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.
Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.
Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.
Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.
Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.
Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.
Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.
Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.
Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600

Jumat, 05 Juni 2009

Adab Suami Istri dalam Rumah Tangga

Written by Ummu Latifa
Friday, 16 March 2007

Ijab Qabul mensahkan dua pribadi halal untuk satu dan lainnya.Laki laki dan perempuan yang telah terikat dalam ijab qabul dikatakan sah sebagai suami dan istri. Ijab qabul ini membawa begitu banyak konsekwensi bagi kedua belah pihak, yang antara lain kewajiban dan hak yang harus kita jalani untuk mencapai suatu keluarga yang tenang dan berkah. Tapi dibalik hak dan kewajiban terdapat begitu banyak pahala yang bisa kita kumpulkan untuk hari akhir kita dalam pernikahan. Sebut saja jika kita melaksanakan kewajiban kita tentunya kita akan menuai hak kita.

Kalo kita bertolak dari rasa cinta yang kita miliki pada suami kita, tentunya ringan rasanya melakukan sesuatu yang akan menyenangkan hati suami kita, contohnya suami sangat senang kalo setiap beliau bangun pagi telah tersedia sarapan yang akan memulai aktivitasnya yang padat dengan perut kenyang, rasa bahagia rasa puas yang dirasa suami adalah pahala yang besar buat kita istri.Tentu saja rasa kenyang membuat kita turut bahagia dan rela bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan. Sebaliknya istri pasti sangat bahagia kalau diajak makan keluar oleh suami, karna suami merasa istri capek seminggu penuh dan wochenende ini tidak perlu masak karna akan makan diluar.
Ingat pepatah waktu kita kecil dulu siapa yang memberi dia akan menerima, seberapa besar cinta kita pada suami sebegitu pula besar cinta suami kepada kita..amin.
Dalam Al Quran pun telah dituliskan:

Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari (kebesaran Allah)
(QS Al-Dzariyat [51]: 49).
Mahasuci Allah yang telah menciptakan semua pasangan,baik dari apa yang tumbuh di bumi, dan jenis mereka (manusia) maupun dari (makhluk-makhluk) yang tidak mereka ketahui
(QS Ya Sin [36]: 36).
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." Q.S. Ar Rum:21)

Rasa kasih dan sayang adalah nikmat yang begitu indah yang diberikan Allah pada manusia dan juga pada mahluknya yang lain. Rahman dan Rahim adalah sifat Allah yang menunjukkan Kasih dan sayang Allah pada kita. KIta akan sangat bahagia sekali kalau Allah sayang kepada kita, selalu kita berdoa agar supaya jodoh kita dipanjangkan agar rasa kasih dan sayang diantara kita*suami dan istri kekal sampai ke hari akhir..amin Oleh karena itu bertolak dari nikmat kasih sayang yang diberikan Allah kepada sepasang suami istri menjadi akar terkuat dalam menjalani kewajiban dan menuai hak kita dalam berumah tangga.

Mengutip dari buku "Petunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hari Lengkap" karangan H.A. Abdurrahman Ahmad. Ada tersebut Hak bersama suami dan istri yang antara lain adalah
- Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)
- Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa': 19 - Al-Hujuraat: 10)
- Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa': 19)
- Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24) . Bisa jadi seorang istri dapat menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14).Oleh karena itu senantiasa berdo'a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)

Kewajiban suami terhadap istri, antara lain:
1. Membayar mahar,
2. Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal),
3. Menggaulinya dengan baik, lemah lembut, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
4. Jika istri berbuat 'Nusyuz', maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa': 34) ... 'Nusyuz' adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hat ketaatan kepada Allah. Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
5. Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq:
6. Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
7. Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga*keinginan yang berlebih lebihan. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
8. Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya'la)
9. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa': 19)
10. Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
11. Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
12. Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
13. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa': 3)
14. Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa'i)

Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)
Begitupula hendaknya istri menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa': 34) dan istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)

Kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
a. Menyerahkan dirinya,
b. Mentaati suami,
c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
e. Menggauli suami dengan baik dan bersikap lemah lembut.

Beberapa Hadits yang berkenaan dengan adab istri antara lain:
(Al-Ghazali) Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa' i, Muttafaqun Alaih) - Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya.
(Muslim) - Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya.
(Tirmidzi) - Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga.
(Ibnu Majah, TIrmidzi) - Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: "Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. ..
(Timidzi) - Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya.
(Thabrani) - Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami
(Thabrani) - Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah).

ISTRI SHOLEHAH
Apabila seorang istri, menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulan RamAddhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya Allah swt. akan memasukkannya ke dalam surga. (Ibnu Hibban)
Istri sholehah itu lebih sering berada di dalam rumahnya, dan sangat jarang ke luar rumah. (Al-Ahzab : 33)

Istri sebaiknya melaksanakan shalat lima waktu di dalam rumahnya. Sehingga terjaga dari fitnah. Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama daripada shalat di masjid, dan shalatnya wanita di kamarnya lebih utama daripada shalat di dalam rumahnya. (lbnu Hibban)

Akhir kata hendaknya kita menjadikan istri-istri Rasulullah saw. sebagai tauladan utama dalam hidup berumah tangganimba ilmu tentang rumah tangga agar tercapai tujuan tercipta keluarga yang tenang, bahagia berhimpun dalam kasih sayang.
Wassalamualaikum Wr Wb

http://aida.ikider.de/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=27

Ma'rifatullah

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ada 3 hal yang menjadi pertanyaan utama Malaikat Munkar dan Nakir di alam barzakh, yaitu : 1. Siapa Rabbmu 2. Siapa laki-laki yang pernah diutus kepadamu, 3. Apa agamamu. Inilah tiga landasan pokok yang harus dipahami dan diamalkan seorang Muslim ketika ia ingin menjawab pertanyaan Malaikat Munkar wa Nakir. Dalam tulisan yang sederhana ini akan dibahas tentang Ma’rifatullah.

Ma’rifatullah artinya mengenal Allah, kalau kita mau mengenal Allah, maka kita harus mencari informasi yang benar tentang siapa itu Allah sebenarnya. Ada sebagian dari umat ini memahami ma’rifatullah secara salah karena dia juga mendapatkan sumber informasi yang salah, maka tidak perlu heran kalau ada sebahagian orang yang mengatakan bahwa dia sudah sampai tingkatan ma’rifatullah tapi tidak mau melaksanakan perintah Allah, tidak mau mendirikan sholat. Bahkan dikampung penulis pernah ada yang mengajarkan thrikat tentang ma’rifah, tapi gurunya mengatakan “tidurku lebih baik dari shlat jum’at kalian”. Siapa yang dia contoh ? Rasulullah SAW adalah orang yang paling sempurna ma’rifahnya, tapi pernahkah beliu meninggalkan sholat?, bahkan dalam Riwayat Aisyah R.a. Bahwa Rasulullah SAW mendirikan sholat sampai bengkak kakinya.
Bagaiman kita ber-ma’rifah kepada Allah SWT ?

Pertama : Kenali Allah SWT lewat Al-qur’an dan Hadits Rasulullah SAW, sebab disitulah informasi yang benar tentang siapa itu Allah sebenarnya. Sebagai contoh, kita lihat dalam Al-qur’an S. Al-fatihah ayat 1
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa segala pujian itu hanya diperuntukkan kepada Allah SWT, siapa itu Allah ?. Allah adalah Rabb (pencipta, pemelihara, dan pemberi rezki) seluruh sekalian alam. Orang yang memahami dengan baik ayat ini niscaya tidak akan pernah datang ke tempat-tempat keramat, kuburan, atau semacamnya untuk meminta selain dari pada Allah SWT. Karena semua itu adalah alam yang tidak akan memberikan manfaat dan mudharat.

Ketika membicarakan ma’rifatullah, artinya kita sedang membicarakan tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa. Sedangkan kata Ilah mengandungi arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Hal ini termaktub dalam surat An-Naas (114): 1-3. Inilah tema yang dibahas dalam ma’rifatullah. Jika kita menguasai dan menghayati keseluruhan tema ini, bermakna kita telah mampu menghayati makna ketuhanan yang sebenarnya.
QS. Ar-Ra’du (13): 16 :Katakanlah, “Siapakah Rabb segala langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Adakah kamu mengambil wali selain dariNya yang tiada manfaat kepada dirinya dan tidak pula dapat memberikan mudarat?” Katakanlah, “Apakah sama orang buta dengan orang yang melihat? Apakah sama gelap dan nur (cahaya)?” Bahkan adakah mereka mengadakan bagi Allah sekutu-sekutu yang menjadikan sebagaimana Allah menjadikan, lalu serupa makhluk atas mereka? Katakanlah, “Allah. Allah yang menciptakan tiap tiap sesuatu dan Dia Esa lagi Maha Kuasa.”
Didalam Q.S. Muhammad ayat 19, Allah SWT memerintahkan kita untuk mengenal-Nya:
19. Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

Ayat ini mengarahkan kepada kita dengan kalimat “ketahuilah olehmu” bahwasanya tidak ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan mukminat. Apabila Al-Qur’an menggunakan sibghah amar (perintah), maka menjadi wajib menyambut perintah tersebut. Dalam konteks ini, mengetahui atau mengenali Allah (ma’rifatullah) adalah wajib.
18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kedua : Kita mengenal Allah SWT lewat Asma Wa sifat-Nya . Makna Tauhid Asma' Wa Sifat
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah RasulNya Shallallaahu alaihi wa Salam menurut apa yang pantas bagi Allah Subhannahu wa Ta'ala, tanpa ta'wil dan ta'thil, tanpa takyif, dan tamtsil, berdasarkan firman Allah Subhannahu wa Ta'ala : "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syura: 11)
Allah menafikan jika ada sesuatu yang menyerupaiNya, dan Dia menetapkan bahwa Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka Dia diberi nama dan disifati dengan nama dan sifat yang Dia berikan untuk diriNya dan dengan nama dan sifat yang disampaikan oleh RasulNya. Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam hal ini tidak boleh dilanggar, karena tidak seorang pun yang lebih mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada sesudah Allah orang yang lebih mengetahui Allah daripada Rasul-Nya.
Maka barangsiapa yang meng-ingkari nama-nama Allah dan sifat-sifatNya atau menamakan Allah dan menyifatiNyadengan nama-nama dan sifat-sifat makhlukNya, atau men-ta'wil-kan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan RasulNya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?" (Al-Kahfi: 15)

Ketiga : Kita mengenal Allah SWT lewat akal fikiran. Begitu banyak Al-qur’an memerintahkan kepada kita untuk memikirkan alam raya ini, diantaranya Firman Allah SWT dam Q.S. (Ath-Thur) 52 : 35
35. Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?
Q.S. Al-Baqarah 190
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,Dan banyak lagi ayat-ayat Allah SWT yang menerangkan tentang alam raya ini, yang menyuruh manusia untuk senantiasa menggunakan akal fikirannya.

Ke empat : Kenali Allah SWT lewat diri sendiri. Untuk mengenal diri, ada beberapa pertanyaan mendasar yang harus kita jadikan sebagi bahan renungan, yaitu :

1. Dari mana kita datang ?
2. Dimana dan untuk apa Allah SWT menciptakan kita?, dan
3. Kemana kita akan pergi ?

Kamis, 04 Juni 2009

Generasi Pengikut Rasulullah SAW

Di Sampaikan Pada Tanggal : 21 Maret 2009
Tempat : SMP Nasional Jl. Dr. Ratulangi, Makassar
Oleh: Badaruddin Basir

Sekarang ini kita masih berada di bulan Rabiul Awwal, sebahagian besar kaum Muslimin melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ketika ditanya kenapa melaksanakan peringatan Maulid, pada umumnya menjawab bahwa itu sebagai wujud kwcintannya kepada Rasulullah Saw.
Bagaimana refleksi kecintaan kita kepada Rasulullah SAW yang sebenarnya?. Kalau kita mencintai Rasulullah SAW tidak cukup hanya dengan peringatan Maulid, tapi perlu diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata. Karena sangat ironis ketika ada orang kalau melaksanakan Maulid, mereka ramai berbondong-bondong ke Masjid tapi ternyata tidak melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW, diantaranya mereka jarang berjama’ah di Masjid. Katanya cinta Rasul ….!

Sebagai generasi muda kita patut mencontoh akhlak Rasulullah SAW, dan akhlak Rasulullah SAW adalah Al-qur’an.
Setelah Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak Muhammad!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.

Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, "Ceritakan padaku keindahan dunia ini!." Badui ini menjawab, "Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini...." Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad sallallahu 'alayhi wasallam, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)"
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam yang sering disapa "Khumairah" oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam itu bagaikan Al-Qur'an berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an.

Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang mengaku sebagai pengikut Rasul, maka ikutilah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Maka kalau ingin sukses dunia dan akhirat, maka ada beberapa tips yang harus diperhatikan :
1. Harus melaksanakan segala apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Seperti menjaga tauhid, mendirikan shalat, puasa, zakat, dsb. Serta menjauhi segala apa yang dilarang oleh Alah SWT, seperti mabuk-mabukan, berzina, berjudi, dsb.
2. Berbakti kepada kedua orang tua, karena Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ 23-24:
23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
3. Menghargai guru, karena guru adalah pengganti orang tua ketika kita berada diskolah.
4. Menghargai sesama. Islam adalah Rahmatan lil Alamin
Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam berkata pada para sahabat, "Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!" Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, "Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini." Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap "membereskan" orang itu. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam pun melarangnya. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah beliau. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam keheranan ketika Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam berikan pada mereka.
Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam berkata, "Lakukanlah!"

Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dan memeluk Nabi seraya menangis, "Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah". Seketika itu juga terdengar ucapan, "Allahu Akbar" berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam sebelum Allah memanggil Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam ke hadirat-Nya.

Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelum yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam pun sangat hati-hati karena khawatir ada orang yang beliau sakiti. Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah miliaran umat manusia. Naudzu billahi min dzalik.

Anak Belajar dari Kehidupan

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jikan anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh rasa kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
(Dorothy Law Notle)

Dikutip dari buku: Meng-Install AkhlakMulia oleh Bambang Trim

Rabu, 03 Juni 2009

Ujian Kubur -2

.... Pada bagian pertama telah dijelaskan tentang balasan terhadap mereka yang beriman, kini kita akan melanjutkan hadits Rasulullah SAW tentang ujian kubur.

Rasulullah SAW bersabda :"Sedangkan sesungguhnya hamba yang kafir, jikalau akan terputus menuju akhirat, turun dari langit para malaikat kepdanya dengan wajah hitam sambil membawa kain kasar, lalu mereka duduk didekatnya sepanjang mata memandang, kemudian menghadaplah Malakul maut hingga duduk di bagian kepalanya seraya berkata 'Hai jiwa yang buruk , keluarlah menuju murka Allah'. Nabi SAW bersabda : "Malakul maut menggerayangi jasadnya dengan kasar, lalu mencabutnya seperti mencabut besi penusuk daging bakar dari wol basah. Malakul maut mengambilnya, ketika dia telah mengambilnya maka para malaikat tidak menunggu sekejap mata lalu diambil dari tangan Malakul maut dan dimasukkan ke kain kasar itu, keluar darinya bau yang sangat busuk sperti bau bangkai terbusuk di muka bumi. Mereka membawanya naik sehingga tidaklah mereka memabawanya melewati suatu kelompok malaikat melainkan para malaikat itu berkata 'Apa ruh yang busuk ini??' Malaikat yang membawa menjawab, 'fulan bin fulan' (dengan namanya yang terburuk didunia). Sampai tiba dilangit dunia, maka dimintakan untuk dibuka (pintu) namun tidak dibukakan baginya. Lalu Rasulullah SAW membaca ayat :

"Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi merka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, sehingga unta bisa masuk kelubang jarum." (QS. Al-A'raf : 40)

Maka Allah SWT berfirman :"Tuliskan catatannya di sijjin bumi yang terndah", lalu ruhnya dilemparkan begitu saja, Rasulullah SAW membaca ayat :

"Barang siapa mempersekutukan dengan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS. Al-Hajj: 31)

Ruhnya dikembalikan kejasadnya, lalu dua Malaikat datang mendudukkannya seraya bertanya, 'siapa Rabbmu??' Ia menjawah, 'Ah...ah...saya tidak tahu', keduanya bertanya, 'Apa dienmu??' Ia menjawab 'Ah...ah...saya tidak tahu', keduanya bertanya, 'siapa lelaki yang pernah diutus kepada kalian itu?', Ia menjawah, 'Ah...ah...saya tidak tahu', maka terdengar seruan dari langit, "Dia dusta, berikan dia tikar dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka ia di datangi oleh panas api neraka dan anginnya, disempitkan baginya kubur sehingga terjepit saling bertaut tulang rusuknya. Kemudian ia di datangi oleh seorang laki-laki berupa jelek, berpakaian buruk, dan berbau busuk seraya berkata, 'Bergembiralah dengan kesengsaraanmu, inilah harimu yang dahulu diancamkan', ia berkata:'Siapa engkau, wajahmu membawa keburukan??', Dia menjawab 'Akulah amalanmu yang buruk', Ia berkata 'Whai Rabb, janganlah Engkau menegakkan hari Kiamat."

Wahai kaum Muslimin pelajarilah dan renungkanlah baik-baik hadits ini, karena hadits ini mengandung pelajarang yang sangat berharga bagi mereka yang menggunakan akal pikirannya. Kenalilah Rabbmu,,, kenalilah Nabimu,,, kenalilah agamamu,,, karena semuanya akan dipertanyakan dihadapan Allah SWT. semoga kita termasuk golongan yang diselamatkan oleh Allah SWT dari azab kubur. Amin. Wallahu A'lam.

Senin, 01 Juni 2009

Kata-kata hikmah

"Ilmu lebih baik dari harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu menghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan. (Imam Ali bin Abi Thalib r.a)"

Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Keutamaan Al-Qur’an yang terbesar bahwa ia merupakan kalam Allah SWT. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah. Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).

Rasulullah SAW selalu membaca Al-Qur’an. Beliau juga suka mendengarkan bacaan dari sahabatnya, khususnya sahabat Ibnu Mas’ud. Beliau berlinang air matanya bila membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud: Suatu ketika Rasulullah SAW meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya membacakan untukmu, padahal Al-Qur’an diturunkan kepadamu?”. Dijawab nabi SAW: “Saya ingin mendengar dari orang lain”. Ibnu Mas’ud berkata, ”Maka saya bacakan surat An Nisa hingga sampai pada ayat “Fa kaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin waji’na bika ’ala ha’ula’i syahiida” (Bagaimanakah jika Kami telah mendatangkan untuk setiap ummat saksinya dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas semua ummat itu). Nabi bersabda, “Cukuplah sampai di sini”. Saya menoleh melihat nabi SAW sedang bercucuran air mata.“ {HR. Bukhori dan Muslim}.

Sahabat Rasulullah SAW juga selalu membaca Al-Qur’an. Ketika mereka menemukan ayat yang berkaitan dengan azab Allah, mereka membacanya berulang-ulang hingga berlinang air mata. Abu Bakar RA, jika beliau menjadi imam ketika sholat, maka akan terdengar isakan tangis beliau. Suatu ketika seorang sahabat ingin ke pasar mendapati Asma binti Abu Bakar membaca salah satu ayat diulang-ulang sambil menangis. Ketika sahabat tersebut kembali dari pasar, ia masih membaca ayat yang sama sambil menangis. Itulah sikap Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an. Kita sebagai ummat dan sebagai generasi penerusnya berusaha untuk bersikap seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an.

Banyak keutamaan yang telah diraih oleh Rasulullah SAW dan sahabatnya disebabkan mereka banyak membaca dan merenungkan isi kandungan Al-Qur’an. Bahkan diantara sahabat Rasulullah SAW ada yang menyaksikan dan merasakannya secara langsung. Diantara keutamaan membaca Al-Qur’an, yaitu:

1. Akan mendapat rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai 2 ahli diantara manusia”. Sahabat bertanya, ”Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Ahli Al-Qur’an adalah ahli Allah, dan orang-Nya khusus.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW bersabda: Dikatakan kepada orang yang berteman dengan Al-Qur’an, “Bacalah dan bacalah sekali lagi serta bacalah dengan tartil, seperti yang dilakukan di dunia, karena manzilah-mu terletak di akhir ayat yang engkau baca. “ (HR Tirmidzi)

2. Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur’an bertemu pembacanya pada hari kiamat saat kuburannya dikuak, dalam rupa seorang laki-laki yang pucat. Dia (Al-Qur’a) bertanya, “apakah engkau mengenalku? Dia menjawab, “aku tidak mengenalmu!”. Al-Qur’an berkata, “Aku adalah temanmu, Al-Qur’an, yang membuatmu kehausan pada siang hari yang panas dan membuatmu terjaga pada malam hari. Sesungguhnya pedagang itu mengharapkan hasil dagangannya, dan sesungguhnya pada hari ini aku adalah milikmu dari hasil seluruh perdaganganmu, lalu dia memberikan hak milik orang itu Al-Qur’an dengan tangan kanan dan memberikan keabadian dengan tangan kirinya, lalu di atas kepalanya disematkan mahkota yang berwibawa, sedangkan Al-Qur’an mengenakan 2 pakaian yang tidak kuat disangga oleh dunia. Kedua pakaian ini bertanya, “Karena apa kami engkau kenakan?”. Ada yang menjawab: “Karena peranan Al-Qur’an. Kemudian dikatakan kepada orang itu,”Bacalah sambil naik ketingkatan-tingkatan syurga dan biliknya, maka dia naik sesuai dengan apa yang dibacanya, baik baca dengan cepat, maupun dengan tartil.” (HR Ahmad).
Dari Abu Umamah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat, sebagai pembela pada orang yang mempelajari dan mentaatinya.” (HR Muslim).

Dari An Nawas bin Sam’an, Rasulullah SAW bersabda, ”Pada hari kiamat akan didatangkan Al-Qur’an dan orang-orang yang mempraktekan di dunia, didahului oleh surah Al Baqarah dan Ali Imran yang akan membela dan mempertahankan orang-orang yang mentaatinya.” (HR. Muslim)
3. Setiap huruf akan mendapat 10 ~ 700 pahala
Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah bersabda, ” Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka akan mendapat hasanat dan tiap hasanat mempunyai pahala berlipat 10 kali. Saya tidak berkata Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dn Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)

4. Akan mendapat doa dari para malaikat
Dari Aisyah ra, Raslullah SAW bersabda, ”Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul para malaikat yang mulia-mulia lagi taat. Sedang siapa orang yang megap-megap dan berat jika membaca Al-Qur’an, mendapat pahala 2 kali lipat.” (HR Bukhori, Muslim)

5. Akan mendapat ketenangan
Dari Al Barra bin Azib RA, “ Ada seorang membaca surat Al Kahfi sedang tidak jauh dari tempatnya, ada kuda yang terikat dengan tali kanan kiri, tiba-tiba orang itu diliputi oleh cahaya yang selalu mendekat kepadanya, sedang kuda itu lari ketakutan. Dan pada pagi hari ia datang memberi tahu kejadian itu kepada nabi SAW, maka bersabda nabi SAW, ”Itulah ketenangan (rahmat) yang telah turun untuk bacaan Al-Qur’an itu.” (HR Bukhori dan Muslim).

sumber : http://beranda.blogsome.com/2007/04/03/keutamaan-membaca-quran/