Kamis, 28 Mei 2009

Pengalaman Hidup 1

Sekitar dua bulan yang lalu, saya kenalan dengan seseorang yang mirip sekali dengan Syekh Fuji yang banyak kita saksikan di Tv, bedanya dia tidak pakai gamis. Saya kenalan disebuah klinik terapi/pengobatan alternatif (tapi bukan dukun lho...). Waktu itu kami banyak bicara tentang asal dan kegiatan masing-masing, dia juga banyak cerita soal agama.
Menurutnya dia adalah salah seorang pengusaha yang mempunyai banyak kapal penangkap ikan dan juga dekat dengan pejabat-pejabat di Kendari (kebetulan asalnya dari Kendari). Dari awal perkenalan itulah dia mengajak saya ke Kendari karena disana dia mempunyai sebuah yayasan yang membutuhkan pembina, soal gaji dan fasilitas tempat tinggal juga sudah dibicarakan. Dari beberapa hari bersama cukup meyakinkan kalau dia adalah seorang pengusaha sekaligus Ustaz (ngakunya), misalnya ketika sama-sama dimobil hp sedikit-sedikit berdering, katanya dari wali kotalah, dari kepala dinas inilah, dan banyak pejabat yang dia sebut.
Akhirnya setelah berembuk dengan keluarga, maka diputuskan untuk berangkat, sebelumnya dia menyuruh saya buka rekening di salah satu bank, katanya untuk memudahkan transfer lewat sms banking.

Rencana awal, kami akan berangkat ke Kendari bersama di mobilnya, tapi kemudian berubah karena katanya ada urusan di Jakarta, makanya dia menyuruh saya sekeluarga cari mobil yang full ac jurusan Kendari biar nyaman katanya, setelah cari informasi ternyata tidak ada mobil penumpang ber-ac yang tujuan Kendari. Akhirnya diputuskan naik pesawat, nanti uangnya diganti katanya.
Menurut dia di Kendari sudah ada istrinya menunggu, maka kami sekeluarga naik pesawat ke Kendari, kira-kira jam 18.30 kami sudah sampai di Kendari, setibanya di Bandara dia nelpon kalau istrinya tidak bisa jemput, di rumah ada mobil kijang innova katanya tapi tidak ada sopir, naik taksi aja nanti saya yang ngomong sama sopir taksi biar diantar samapai di rumah.
Taksipun melaju mengantarkan kami ketujuan... tapi rupanya sopir taksi kesulitan mencari alamat yang ditunjukkan, maka saya telpon lagi... akhirnya dia suruh anaknya jemput. Perlahan-lahan kami mengikuti anaknya dari belakang (karena anaknya naik motor), hati saya mulai tidak enak begitu memasuki area rumahnya, karena disekitar tempat itu rumah masih kurang,,, pinggir hutan,,, dan belum diaspal lagi. Saya melirik istri dan anak-anak yang hanya terdiam, saya mulai berfikir konglomerat kok jalan masuk rumahnya kayak seperti ini....???.
Akhirnya kami sampai disebuah bangunan yang belum jadi, kami disambut oleh istri dan anak-anaknya (ternyata disitu panti asuhan), istrinya tidak terlalu banyak bicara kecuali sekedarnya saja. Kami masuk kekamar..... lumayan agak luas tapi kasurnya sangat bau... bau kencing. Ternayata sangat jauh dari apa yang kami bayangkan.
Sebelum berangkat dia bilang kalau rumahnya besar, ada kolam ikannya., dan kami akan disediakan kamar besar lengkap dengan segala fasilitasnya, memang dikamar itu ada tv kecil tapi...ya Allah benar-benar diluar dugaan.
Malam itu kami disediakan makanan, tapi sekalipun lapar tapi rasanya tidak ada selera makan., akhirnya istri saya hanya bisa menangis karena tidak pernah membayangkan kondisinya akan seperti ini, selama ini tidak pernah dia mengalami hal seperti ini.

Tidak lama kemudian hp saya bunyi ternyata dari bapak tuan rumah, katanya dia masih di Jakarta mendampingi Wakil Presiden.???... Selesai nelpon saya rembukkan dengan istri, dan diputuskan bahwa besok harus kembali apapun yang terjadi....

Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar